Baca Penafian Lengkap →
Investerbaik – Mata uang Iran, Rial, baru saja mencetak rekor terendahnya terhadap dolar Amerika Serikat. Kondisi ekonomi yang kian memburuk ini bahkan memicu gelombang protes di berbagai kota besar Iran. Situasi ini pun kembali menghidupkan perdebatan tentang peran Bitcoin sebagai aset lindung nilai di tengah gejolak keuangan.
CEO Bitwise, Hunter Horsley, baru-baru ini memberikan pandangannya. Ia menyarankan bahwa aset kripto terbesar, Bitcoin, bisa menjadi salah satu instrumen untuk melindungi diri dari ketidakstabilan ekonomi yang sedang melanda Iran. Kripto seringkali disebut-sebut sebagai solusi ketika mata uang fiat mengalami masalah serius.
Sejarah menunjukkan bahwa ketika suatu negara menghadapi krisis mata uang, masyarakat sering mencari alternatif investasi. Bitcoin, dengan sifatnya yang terdesentralisasi, kadang dianggap lebih aman dibandingkan aset yang dikontrol oleh pemerintah. Perdebatan ini memang selalu muncul setiap kali ada negara yang ekonominya terguncang.
Horsley sendiri melihat potensi Bitcoin lebih dari sekadar aset spekulatif. Ia menekankan bagaimana aset digital ini bisa berfungsi sebagai benteng pertahanan finansial bagi individu yang terdampak oleh inflasi tinggi atau depresiasi mata uang yang drastis. Pandangan ini semakin relevan mengingat situasi yang terjadi di Iran.
Para pengamat pasar kripto juga ikut menyoroti fenomena ini. Mereka berpendapat bahwa krisis di Iran bisa menjadi katalisator penting bagi adopsi Bitcoin di negara-negara dengan kondisi ekonomi serupa. Ini bukan kali pertama Bitcoin disebut sebagai pelarian dari inflasi, namun kasus Iran ini memberikan bukti nyata.
Meskipun begitu, perlu diingat bahwa investasi Bitcoin tetap memiliki risiko tersendiri. Volatilitas harga kripto masih menjadi perhatian utama. Namun, dalam situasi ekstrem seperti yang dihadapi Iran, potensi Bitcoin sebagai lindung nilai menjadi topik diskusi yang menarik.
Disclaimer: Artikel ini ditulis otomatis oleh AI Investerbaik.
